Teliti Lalat, KIR SMA Marsudirini Juara 1

MUNGKID (KRjogja.com) – Sampah bagi sebagaian kalangan, biasanya akan selalu dihindari. Selain karena polusi udara berupa bau yang tidak sedap dan tentu kotor, lalat yang beterbangan disekitarnya, dinilai juga menjijikan. Namun hal ini tidak berlaku bagi siswa-siswi SMA Marsudirini Muntilan di Kabupaten Magelang. Bagi mereka, sampah menjadikan sesuatu yang menarik untuk objek penelitian.

Bahkan mereka menjadi juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Jawa, Bali, Sumatera yang diselenggarakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 30-31 Oktober kemarin. Terakhir, mereka juga meraih juara harapan 1 Lomba LKTI Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga Surabaya, tanggal 6-7 November kemarin.

“Terus terang, kami mengapresiasi apa yang anak-anak lakukan. Hal ini tidak hanya soal pengelolaan sampah, tapi juga bagaimana mengelola sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat,” kata Kepala SMA Marsudirini Muntilan, Dra Sr M Rosalia OSF, Selasa (8/12/2015).

Melalui penelitian tersebut, mereka juga meraih berbagai kejuaraan. Meliputi, juara harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Nasional untuk SMA/SMK/MA Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Juni 2015 kemarin. Kemudian, juara 3 Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat SMA/SMK/MA Se- Jateng dan DIY yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 24 Oktober 2015.

Dijelaskan Ignatia Rini Purwati dan P Mawarti (guru pendamping KIR SMA Marsudirini), melalui sampah organik yang mereka dapatkan disekitar sekolahnya, mereka mampu menetaskan telur lalat BSF dan memproduksi maggot atau larva dari lalat BSF tersebut. “Hasil pengolahan sampah itu, adalah maggot dan kompos. Waktu yang diperlukan dalam pengolahan sampah berkisar satu bulan,” jelasnya.

Maggot yang dihasilkan, lanjutnya, berkisar 20-30 % dari total sampah organik yang digunakan. Untuk saat ini, maggot sudah diujicobakan sebagai pakan ikan antara lain seperti lele, bawal, nila, gurami dan arwana. Maggot juga dapat digunakan sebagai pakan dalam bentuk fresh maggot atau diolah menjadi pelet. “Dalam bentuk fresh maggot dapat dipanen mulai dari umur 10 hari dan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan,” ungkapnya. (Bag)

Leave a Reply

Your email address will not be published.